Sabtu, 03 April 2010

Dimana nilai budaya bangsa kita?


Beberapa saat yang lalu kita dikejutkan dengan berita-berita tentang beberapa selebritas sepakbola yang melakukan sesuatu yang dianggap "tabu" oleh lingkungannya. Berita yang dimaksud adalah : Kisah John Terry yang berselingkuh dengan pasangan sejawatnya sepakbolanya di Timnas Inggris ( Hingga menyebabkan sang sejawat wayne bridge menolak bersalaman ketika klub kedua pemain bertemu di liga). Selebritas sepakbola lain yaitu Ashley cole yang berselingkuh dengan beberapa wanita padahal sang superstar sudah terikat pernikahan yang syah dengan seorang model. kisah lain adalah David beckham yang berselingkuh dari istri syahnya Victoria, demikian juga kisah Joe Cole yang rada2 mirip.
Semua fenomena tersebut merujuk ke satu hal ternyata di negara barat yang tingkat liberal/kebebasannya tinggi masih menjunjung tinggi sikap moral yang baik. Sikap "tabu" bagi lingkungan mereka "mengambil sesuatu yang masih menjadi milik orang lain". Sesuatu yang mulai berkurang dari budaya negara kita. Negara yang dulu dikenal luas negara lain sebagai negara yang ramah tamah, sopan santun, dan tingkat toleransi yang tinggi. Kita bisa lihat berita di media ada seorang artis di negri ini memutuskan tali perkawinannya yang sudah berlangsung lama dengan seorang musisi hanya karena mengejar seorang pengusaha kaya yang notabene sudah beristeri pula. Ada pula cerita tentang seorang kakek yang mencabuli anak dibawah umur, atau seorang vokalis band papan atas yang melakukan sesuatu yang kurang pantas di depan umum dengan wanita yang bukan pasangan syahnya.
Semua cerita diatas merujuk pada suatu hal, kemana nilai budaya asli kita yang dulu yang dibanggakan bangsa lain. Kita dulu dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi moral dengan nilai-nilai luhur pancasilanya. Mungkin benar kata pepatah karakter/sifat rakyat tergantung pada karakter pemimpinnya. Sementara pemimpinnya sibuk bersilat lidah mengenai masalah century dan penggelapan pajak yang mungkin tidak pernah tahu kapan selesainya. Hingga mungkin menyebabkan korban-korban gempa yang susul menyusul jadi terbengkalai. Maka rakyatnya pun ikut-ikutan mengikuti tingkah polah pemimpinnya . Mungkin kita butuh sosok pemimpin yang benar-benar bisa jadi tauladan. Mudah-mudahan bisa jadi bahan renungan.
(original from Truly Pudya Utama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar