Jumat, 02 April 2010

Rio Reifan Vs Kesabaran


Rio Reifan, nama tersebut akhir-akhir ini terkenal di sejumlah media massa baik media online, TV, maupun koran. Terkenal bukan karena prestasinya di dunia hiburan, tapi karena apa yang dilakukan di jalanan. Sekelumit cerita yang saya tangkap dari beberapa media. Rio dan kakaknya memukul seseorang pengendara mobil di belakangnya karena membunyikan klakson terus menerus ketika mobil rio berhenti untuk sesaat.
Saya disini bukan untuk membela rio ataupun sang korban yang berdarah2 karena dipukul oleh sang Artis. Tapi fenomena tersebut menunjukkan satu hal. Kita semau seperti sudah kehilangan kesabaran. Tingkat kesibukan yang tinggi, traffic kemacetan yang tinggi( akibat jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan jumlah badan jalan), belum lagi di kantor tingkat persaingan antara individu untuk mendapat promosi atau setidaknya bertahan di suatu perusahaan, semakin membuat tingkat stress seseorang mencapai tingkat tertinggi.
Semua hal tersebut pada gilirannya membuat kesabaran seseorang menjadi berkurang, gampang emosi, labil, mudah marah yang tingkat akutnya akan membuat orang jadi gila atau yang lebih buruk melakukan hal yang dibenci Tuhan, yaitu yang menurut orang jepang harakiri atau bunuh diri. Mungkin ada baiknya kita mulai kembali ke Tuhan. Maksud saya kembalikan semua persoalan ke sang Pencipta. Toh tugas kita di dunia hanya hanya berusaha tapi pasrahkan semua hasil ke sang Khalik. Dan juga selalu berdoa agar dapat melakukan yang terbaik di dunia, kalaupun seandainya apa yang kita harapkan tidak terjadi di lapangan, yakinlah pasti ada rencana Tuhan yang lebih baik untuk kita, yang mungkin kita belum memahami pada saat itu ( karena sibuk menyesali keadaan yang ada). Dengan sikap ikhlas tersebut pada gilirannya akan membuat hati kita lebih tenang, hingga kita bisa lebih sabar dalam menyikapi keadaaan apapun, dan ketika kita menghadapi sesuatu yang membuat kita kesal di jalanan , kiata akan lebih sabar dalam menghadapinya. Semoga bisa jadi bahan renungan.
( Yang Ini tulisan asli saya, Truly Pudya Utama)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar